Kelakarbetok, khas Palembang Menghibur hati, buat tertawa (Makna: Kelakar betok merupakan seni bertutur kata asal Palembang yang banyak disukai masyarakat karena berisi candaan dan omong kosong.) Burung gagak makan itik Makannya di tengah kambang Mangcik gagah bicik cantik Itulah ciri orang Palembang Mendengar kata Palembang, telah banyak orang yang mengenalnya sebagai nama kota besar.Sebuah kota besar di Pulau Sumatera yang menjadi ibu kota provinsi Sumatera Selatan atau Sumsel. Kota Palembang menjadi kota terbesar di Pulau Sumatera setelah kota Medan. Melansir dari berbagai sumber, kota Palembang memiliki luas sekitar 400,61 km persegi. TRIBUNSUMSELCOM- Baim Wong kembali heboh jadi sorotan publik terkait ucapanya 'satu kata' untuk Bonge. Sosok Bonge belakangan ini tengah jadi sorotan publik terkait dirinya menjadi yang menjadi Berikutini adalah kata-kata dalam bahasa Palembang yang sudah ada di Wiktionary. Silakan tuju ke kategori yang lebih spesifik untuk memperoleh daftar kata menurut kelas kata masing-masing. Loer(/lur/) diambil dari kata utama Loer yang merupakan kata pengganti sapaan hangat khas wong kito galo. satu tahun setelah Kopi Loer hadir ditengah semaraknya perkembangan dunia kuliner di Kota Palembang, Kopi Loer menerima pendanaan melalui Equity Crowd Funding (ECF) dan melakukan pengembangan dengan penambahan kedai-kedai Kopi Loer di contoh poster pubertas yang mudah digambar dan menarik. Masih dalam rangka ingin mengenalkan kota Palembang, Molzania mau memperbanyak postingan tentang wong plembang. Bolehlah berbangga sedikit mengenai kota kelahiran Molzania ini. Secara kota Palembang bakal mengadakan event internasional berkelas Asia tahun depan. Bangga? Pasti. Ini membuktikan bahwa Palembang bukan lagi kota yang dipandang sebelah mata. Pembangunan sedang dilakukan besar-besaran disini. Pepatah-Pepatah dan Peribahasa Wong Palembang Lama Lupakan sejenak tentang Palembang modern. Mari kita flashback sejenak. Berbicara tentang Palembang, tak asik rasanya jika tidak membicarakan kisah jaman dulu. Palembang sangat erat kaitannya dengan kebudayaan melayu. Kebudayaan ini terkenal dengan kesastraannya yang mempunyai ciri khas tersendiri. Sebagaimana kesusastraan melayu, Palembang juga memiliki istilah-istilah peribahasa yang sekarang sudah mulai ditinggalkan. Berikut ini Molzania rangkum beberapa peribahasa Palembang zaman dahulu yang mungkin sudah tidak familiar lagi saat ini. Pepatah ini bersumber dari nenek Molzania yang sampai saat ini masih sering berkata-kata dengan menggunakan peribahasa ala Palembang bingen. Palembang bingen artinya Palembang tempo dulu. Tulisan ini juga dibuat sebagai pelestarian tentang sastra Palembang. Berikut peribahasa Palembang zaman dahulu 1. Mak Kapur samo Kunyit Artinya seperti kapur dan kunyit. Peribahasa ini untuk menggambarkan dua orang yang persahabatannya sangat erat. Istilah ini merupakan pengamalan dari Kapur dan kunyit yang bila dipadukan keduanya akan menghasilkan perpaduan warna yang cantik. Kapur dan KunyitSource Info-Kecantikan 2. Mak kayo Tata Catok Artinya seperti “tata catok”. Peribahasa iniuntuk menggambarkan orang pemalas. Tata catok sendiri berarti palu yang dipukulkan pada paku. Maksudnya orang pemalas biasanya tak banyak inisiatif. Harus digertak dulu, baru bekerja. Paku dan PaluSource Pixabay 3. Tikus Nandani Labu Artinya seperti tikus yang mendandani labu. Peribahasa ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memperbaiki sesuatu tapi malah bertambah rusak. Tikus ialah hewan pengerat, tidak mungkin ia bisa menghias labu. Tikus dan LabuSource 4. Saro Ngawak Dako Artinya susah membawa dengkul. Peribahasa ini digunakan untuk menggambarkan kehidupan seseorang yang mengalami kesulitan yang berlipat-lipat. Bisa juga untuk menggambarkan kehidupan seseorang yang sangat miskin, sehingga orang itu saking miskinnya sampai membawa dengkul sendiri pun susah. Ilustrasi Orang MiskinSource Pixabay 5. Dandang Tejerang, Kasur Terbentang Artinya dandang peralatan dapur untuk mengukus sudah disi air, dan kasur telah terbentang. Peribahasa ini untuk menggambarkan seorang wanita yang mendapat jodoh yang mapan. Hidupnya berubah menjadi serba enak. Kalau ingin memasak, dandangnya sudah siap. Kalau ingin tidur, kasur sudah tersedia. Kehidupan Wanita KayaSource Pixabay Itulah peribahasa-peribahasa khas Palembang bari. Mudah-mudahan bermanfaat bagi sobat bubblelatte yang ingin mengenal lebih dekat dengan budaya Palembang. Adakah peribahasa dengan arti yang sama seperti diatas di tempat kalian berasal? Yuk sharing di kolom komentar! Salam Hangat dari Molzania .. ^_^ 20,534 Views Pos terkaitRekomendasi Selimut yang Buat Kualitas Tidur Anda Meningkat, Apa Saja?Review KiriminAja, Kirim Paket Lancar Jaya50 Tahun Indonesia-Korsel, Jalin Pertukaran Budaya Lewat Kolaborasi Edukatif Wong Palembang terkenal akan logat bahasanya yang selalu disertai huruf o di akhir. Pelafalannya yang ciri khas itu membuat mudah untuk dikenali. Apo? Kemano? Ngapo? dan sebagainya. Kalau yang sudah pernah bergaul dengan wong kito pasti paham dan akrab dengan kata-kata tersebut. Hingga terkadang seringkali menimbulkan salah pengertian. Padahal tidak semua kata dalam Bahasa Palembang diakhiri dengan huruf o. Beberapa kata malah masih menggunakan bahasa Indonesia asli. Sebelum mengenal lebih jauh tentang bahasa Palembang, kita memulainya terlebih dahulu dari kalimat sapaan. Orang Palembang biasa menggunakan kalimat sapaan, umumnya kepada orang yang lebih tua. Tujuannya untuk menghormati kaum tetua. Jika seumuran cenderung lebih sering memanggil dengan nama asli. Tapi rupanya beberapa kata sapaan ternyata susah dilafalkan oleh orang di luar Palembang. Berikut beberapa sapaan khas Kota Palembang 1. Uwak Ini ditujukan untuk sapaan kepada kakak laki-laki dan perempuan dari ibu dan ayah kita. Orang Palembang mengenal tiga tingkatan penyebutan uwak ini. Uwak tertua dipanggil dengan sebutan Wakcak Uwak besak / uwak besar. Uwak yang berada di tengah-tengah dipanggil Wakcek. Sementara itu untuk uwak termuda mendapat panggilan Wakcik Uwak kecik / uwak kecil. 2. Mang dan Bik Panggilan kesayangan ini ditujukan untuk sapaan kepada om dan tante atau adik dari ibu dan ayah kita. Bisa juga panggilan kepada orang yang lebih tua dari kita. Mang panggilan untuk laki-laki, dan bik untuk perempuan. Sapaan ini juga mengenal tiga tingkatan; Mangcak dan Bicak untuk om dan tante tertua, Mangcek dan Bicek untuk om dan tante yang berada di tengah-tengah, dan Mangcik dan Bicik untuk om dan tante yang termuda. Bisa juga sapaan ini ditujukan untuk orang luar yang lebih tua dari kita. 3. Yayi, Nyai Ini merupakan panggilan untuk kakek dan nenek. Yayi panggilan untuk kakek, sedangkan nyai panggilan untuk nenek. 4. Ubak, Umek Sapaan diatas ditujukan untuk panggilan kepada ayah dan ibu kita. Ubak panggilan untuk ayah, sementara Umek panggilan untuk ibu. Kedua panggilan tersebut bisa disingkat menjadi Bak dan Mek. Namun sayangnya panggilan ini sudah sangat jarang digunakan oleh masyarakat Palembang. Umumnya sudah tergantikan dengan berbagai panggilan ayah dan ibu dalam Bahasa Indonesia. 5. Cek Orang luar Palembang sering kesulitan melafalkan kata “Cek”. Panggilan ini sebenarnya ditujukan untuk sapaan hormat kepada perempuan yang usianya sebaya dengan kita. Atau memiliki selisih umur yang tak terlalu jauh. Bisa juga sebagai sapaan untuk kakak perempuan kandung. Selain sapaan “cek”, orang Palembang juga biasa memanggil dengan sebutan “Ayuk” dan “Yukcek”. Itulah berbagai kata sapaan atau panggilan hormat ala wong Palembang. Mudah-mudahan menjadi tambahan pengetahuan bagi sobat-sobat sekalian. Jangan lupa praktekan kata-kata sapaan diatas bila berkunjung ke Palembang. Salam hangat dari Molzania. ^_^ 60,574 Views Pos terkaitRekomendasi Selimut yang Buat Kualitas Tidur Anda Meningkat, Apa Saja?Review KiriminAja, Kirim Paket Lancar Jaya50 Tahun Indonesia-Korsel, Jalin Pertukaran Budaya Lewat Kolaborasi Edukatif

kata kata wong palembang